Timika, mimbarpapua.com – Harga daging babi dan telur ayam di Pasar Sentral Timika terpantau mengalami kenaikan harga dari yang sebelumnya pasca momen Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Pantauan media ini di Pasar Sentral Timika, Selasa (4/2/2025), harga daging babi kini tembus Rp250 ribu per kilogram. Sedangkan, telur ayam mencapai Rp80 ribu per satu rak.
Pedagang mengatakan, harga daging babi mahal karena dampak virus African Swine Fever (ASF) yang sempat merebak di Mimika pada 2024 lalu.
Akibatnya, sebagian besar populasi Babi di Kabupaten Mimika mati. “Kita mau jual murah kita yang rugi karena harga Babi di tangan peternak mahal,” kata Aris, Seorang Pedagang Babi.
Hal ini juga turut dikomentari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa saat ditemui pada Selasa siang kala bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Mimika melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok.
Petrus mengakui, hingga saat ini kebutuhan pokok yang belum dapat ditekan harganya adalah daging Babi dan telur.
“Tadi sudah dijelaskan bahwa terkait dengan harga daging Babi itu mengapa sampai dia harganya Rp250 ribu per kilogram, karena informasi dari para pedagang bahwa kalau mereka tidak jual di harga itu tidak ada keuntungan dengan harga beli Babi dari peternak. Itu yang menyebabkan masih tingginya harga daging Babi di Timika,” ujarnya.
Petrus melanjutkan, harga babi pun masih karena belum ada izin bagi para peternak untuk memasok ternak Babi dari luar Timika.
Kini, peternak pun hanya bisa mengandalkan ternak babi dari populasi yang masih tersisa untuk dijual.
“Harapannya satu dua tahun ke depan kalau babi-babi ini sudah berkembangbiak maka harga bisa kembali normal,” ucapnya.
Sementara itu, Petrus menyebutkan bahwa harga telur pun ikut naik karena saat ini peternak ayam tengah mengalami masa-masa di mana induk ayam bertelur kini sudah masuki fase afkir.
“Telur juga ini signifikan naik karena kebanyakan peternak ayam ini di bulan Desember rata-rata indukannya sudah afkir,” kata Petrus.
Kondisi ini menyebabkan produksi telur dari para peternak lokal di Mimika sedikit mengalami penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Akibatnya, harga telur ayam di Mimika yang sebelumnya dijual dengan harga Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per satu rak terpaksa lompat tangga sambil menunggu induk