Timika, mimbarpapua.com – Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Perampuan dan Anak Papua (Jayapura) bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) memgadakan survei tentang kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kampung Nawaripi, Rabu (20/11/2024).
Tim Survei dari LP3AP) terdiri dari Bapak Yoe Luis Rumakewi dan Ibu Ida Konjol bertemu dengan kepala kampung Nawaripi, Norman Ditubun dan Ketua PKK Sesi Ditubun.
Dalam survei tersebut keduanya wajib menjawab quisioner yang berisikan setuju dan tidak setuju sebanyak 27 qusioner. Dan pernyataan pendapat sebanyak 13 soal.
Peneliti dari LP3AP, Yoe Luis Rumaķewi mengatakan ini permulaan kedatangan mereka ke kampung Nawaripi ingin menggali kasus kekerasan terhadap perampuan dan anak. Kegiatan ini pihaknya bekerjasama dengan PTFI.
Dari soal-soal yang ditanyakan semua dijawab dengan baik terlebih kekerasan dipicu oleh minuman keras, faktor ekonomi dan juga sebab lain karena keterbatasan pengatahuan dari masyarakat.
“Ini permulaan yang bisa saja ada kali berikutnya. Dan terima kasih bapak kepala kampung dan ibu ketua PKK yang sudah memberikan informasi cukup akurat tentang kasus kekerasan dalam rumah tangga baik suami terhadap istri, sebaliknya istri terhadap suami dan anak-anak. Ini jadi bahan yang kami sampaikan ke PTFI agar ada kebijakan selanjutnya,”. Kata Dia.
Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun menuturkan kasus kekerasan yang terjadi di Nawaripi dipicu oleh minuman keras. Selain kekerasan fisik juga terjadi kekerasan psikis seperti suami maki-maki istri di jalan raya, begitu pula istri maki dan marah suami di luar rumah atau di jalan.
Langkah yang pemerintah kampung lakukan, bila sudah terjadi tindak pidana disarankan untuk diselesaikan secara hukum. Kalau tindakan masih kecil biasanya kedua belah pihak dipanggil dan diselesaikan secara kekeluargaan di kantor kampung.
Selain ke kepala kampung, survei ini juga melibatkan Bamuskam dan tokoh-tokoh Nawaripi. (mar)