Timika, mimbarpapua.com – Gereja Kristen Injil (GKI) Klasis Mimika menggelar parade Perahu Injil mengelilingi Kota Timika, Sabtu (1/2/2025).
Sekretaris Klasis GKI Mimika, Pendeta (Pdt) Johan Womsiwor mengatakan, parade perahu Injil dilaksanakan sebagai simbol untuk mengenang jasa para utusan Pekabaran Injil di Tanah Papua.
Johan menjelaskan, perahu sendiri merupakan ikon ataupun simbol dari pekabaran injil di Tanah Papua karena merupakan salahsatu sarana yang digunakan oleh para utusan Injil dalam menjalankan misi tersebut.
Johan mengatakan, titik awal peradaban Injil di Tanah Papua sendiri dimulai pada tanggal 5 Februari 1855 dari Pulau Mansinam, Provinsi Papua Barat.
“Mereka (Utusan-red) dari Jerman dan diikuti oleh utusan-utusan lain dari Belanda dan seterusnya dan terus berdatangan para penginjil-pennginjil dari negara yang lain dan terbentuklah banyak lembaga-lembaga gereja di tanah papua dan itu dimulai dari 5 februari,” jelas Johan.
dikatakan, saat itu para utusan pekabaran Injil menggunakan perahu dan berdayung dari kampung ke kampung untuk menyebarkan Injil. Dari sejarah tersebutlah hingga kini dikenang dan diperingati setiap tanggal 5 Februari sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Pekabaran Injil di Tanah Papua.
Johan melanjutkan, di Kabupaten Mimika, perayaan ini dilakukan dalam rangka mensyukuri kasih serta kebaikan tuhan.
Dalam tahun ini kata Johan merupakan tahun emas dalam perayaan HUT Pekabaran Injil karena secara sinodal kata Johan dirayakan di Mansinam diikuti oleh masing-masing klasis di Tanah Papua.
“Kita di Mimika juga turut merayakan bagi warga gereja yang tidak sempat ke Mansinam kita rayakan di sini juga dan ini merupakan agenda tahunan,” ungkapnya.
Sementara itu, selain melakukan Parade Perahu Injil, pada tanggal 28 Januari 2025 lalu juga telah dilaksanakan aksi donor darah serta USG gratis bagi ibu hamil dalam rangka menyambut HUT Pekabaran Injil.
Pada puncak perayaan HUT Pekabaran Injil di tanah Papua pada 5 Februari 2025 nanti, akan diaksanakan ibadah syukur di Pelataran Graha Eme Neme Yauware.
Johan berharap, ketika injil menjamah di Tanah Papua maka semua orang mestinya hidup sejalan dengan Injil, hidup dalam kasih, hidup dalam perdamaian, hidup dalam kebaikan-kebaikan dan juga keadilan di atas Tanah Papua. (Moh).