Timika, mimbarpapua.com – Pembangunan lokasi wisata Paive di Mile 21 berarti Pemerintah Kampung Nawaripi membangun kembali budaya orang Mimika Wee (Kamoro) ini. Hal ini dibuktikan dengan rencana pembangunan rumah masyarakat yang mempertahankan ciri kas Mimika Wee, pembangunan kolam dayung yang merupakan tradisi masyarakat Mimika Wee.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Prodi.Agrobisnis, Universitas Timika,yang juga putra Mimika Wee, Ernius Yari bersama para dosennya saat berkunjung ke Lokssi wisata Paive, Mile 21, Senin (26/2/2024).
Erinus yang baru pertama kali mengunjungi Mile 21 merasa takjub dengan gebrakan aparat kampung dalam membangun tempat wisata ini. Tempat ini aset bagi warga Mimika Wee dari Nawaripi khususnya dan Mimika Wee umumnya di Mimika. Baginya baru pertama pemerintah kampung dibawah gebrakan Kepala Kampung Norman Ditubun mengubah wajah Mile 21 menjadi cantik.
” saya bangga, kagum dengan terobosan seperti ini. Tidak semua kepala kampung berani buat terobosan seperti ini. Ini seharusnya harus didukung oleh masyarakat, juga didukung oleh pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Ini keberanian beliau (kepala kampung) yang mempersiapkan masa depan anak-anak Mimika Wee ini,” kata Ernius sebagai mahasiswa Prodi Agribisnis semester akhir ini.
Dia menyarankan Kepala Kampung Nawaripi untuk menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi di Mimika bahkan soal pariwisatanya, agrobisnisnya, perikanan juga soal ekonominya.
Dia juga meminta PT Freeport Indonesia, YPMAK, Lemasko untuk mensuport semua program yang akan dibangun di lokasi ini seperti perumahan masyarakat Nawaripi, Koperapoka dan Nayaro. Selain itu tempat akan bangun kolam dayung yang erat kaitannya dengan kehidupan orang Mimika Wee, bangun gereja, masjid, pura dan wihara yang melambangkan kebhinekaan hidup di negara ini.
Dosen Universitas Timika, Adri Rumbou menuturkan dirinya sudah dilibatkan sejak lama memberikan pandangan dan kajian tentang lokasi wisata ini. Dalam beberapa kebijakan kepala kampung jika butuh pandangan akademis biasanya dirinya yang kasih kajian. Salah satunya misalnya dalam rencana pemerintah kampung mau bangun rumah masyarakat, dia menyarankan agar nuansa kelokalan Mimik Wee yang ditonjolkan. Kedepan bila wisatawan mau ke sini yang dijual adalah soal keunikan perumahan masyarakat yang mempertahankan warisan leluhurnya yang dalam desaign oleh konsultan muncul ini yang uniknya.
Kemudian dalam Musrembang beberapa waktu lalu, disepakati Tim Akademisi Universitas Timika diberi tugas merumuskan dan menyusun Peraturan Kampung. Ada 4 Perkampung yang sudah disusun yang nantinya akan didiskusikan bersama aparat kampung yaitu tentang pembinaan pemuda, pemanfaatan sumber potensi lokal, perempuan dan soal manajemen pengelolaan lokasi wisata ini.
Soal kerjasama kata dia dengan Universitas Timika sudah jalan selama ini. Buktinya dirinya terlibat bantu kepala kampung soal kajian akademis. Tapi kedepan wajib itu dilakukan secara kelembagaan sehingga bisa melibatkan fakultas dan prodi. Misalnya agribisnis berkaitan pemanfaatan lahan untuk menggarap beberapa proyek oleh kampus bisa kerjasama dengan kampung Nawaripi. Bagi Universitas Timika lokasi ini adalah laboratorium yang bisa di manfaatkan untuk kemajuan masyarakat Nawaripi.
Dosen Agribisnis Calvin menuturkan baru pertama kali masuk ke lokasi ini. Dengan melihat master plan yang ada berarti lokasi ini punya rencana besar kedepan.
Kata dia di Universitas Timika punya prodi Agribisnis yang bisa jalin kerjasama sama pemanfaatan lahan. Potensi lain yang bisa dikembangkan disektor pertanian, peternakan dan perikanan.(mar)